Melanjutkan Mimpi Startup
Sebuah perusahaan dilahirkan dari sebuah mimpi. Mimpi untuk menjadi bermanfaat, mimpi menjadi sesuatu yang bernilai, atau mewujudkan mimpi keberhasilan finansial bersama. Hal itu sah-sah saja, Mimpi perusahaan melekat di co-foundernya. Mimpi yang sama, cita yang sama, bahkan cara yang sama. Lalu bagaimana jika founder atau co-foundernya tidak bisa melanjutkan. Karena halangan, sakit, atau kesibukan. Artikel ini membahas bagaimana proses penyerahan 'mimpi' perusahaan kepada orang-orang pelanjut perusahaan yang dipercaya.
Mencari orang yang tepat
Hal tersulit dan hal yang paling sulit adalah mencari orang yang tepat. Bukanlah orang yang sekedar rajin, bukanlah yang paling lama bekerja di perusahaan, bukanlah yang paling pintar, tetapi orang yang tepat orang yang bisa melanjutkan mimpi perusahaan. orang seperti apa?
- orang yang tahu dan paham mimpi perusahaan
- orang yang mau meluangkan waktunya untuk melakukan hal yang terkait mimpi perusahaan tanpa ragu
- orang yang siap memimpin dan berbagi untuk kemajuan perusahaan
Menyusun rencana yang tepat
Setiap visi perusahaan selayaknya dipaparkan secara tepat melalui rencana bisnis. Rencana bisnis ideal tentu
- Planned berdasarkan hasil eksperimen
- Feasible dari sisi pelaksanaan
- Capable dari sisi sumber daya
- Valuable dari sisi manfaat, keberhasilan finansial, dan brand perusahaan
- Measurable dapat diukur dalam kerangka waktu yang disepakati mulai dari tahunan, semester, dan yang lain
Melakukan transfer knowledge secara bertahap
Membagikan kultur perusahaan dalam sebuah organisasi itu tidak mudah, perlu usaha ekstra agar dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik. Hal yang dapat dilakukan adalah
- Alihkan pengetahuan yang diminati untuk dipelajari. Jika penerus adalah seorang pecinta tata kelola proyek, maka jelaskan dulu mengenai pengetahuan yang terjadi dalam tata kelola proyek.
- Dampingi secara praktik. Setelah menyampaikan teori damping secara praktik. semisal pada saat negosiasi dengan klien, dampingi beberapa kali untuk kasus yang berbeda. Pada kasus yang sama sudah saatnya yang muda yang memimpin
- Dokumentasikan secara baik. Pada saat pelaksanaan dan pengetahuan, tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan antara rencana dan realitas. Untuk itu, disarankan perusahaan memiliki 'buku saku' yang mendokumentasikan ini, dan founder-lah yang berhak mengisi kitab ini
jadi siap usaha Anda lebih maju dengan memberikan kesempatan yang muda? yuk dimulai
Tidak ada komentar